Hai 19 Agustus!
Tak terasa 1 tahun berlalu. Banyak kenangan-kenangan manis terjadi pada 1 tahun ini. Tak menyangka akhirnya akan sepahit ini. Yang awalnya hanya lelucon, berakhir menjadi kenyataan yang serius. Menyedihkan memang ketika berakhir pada kisah pilu yang cukup menyesakkan dada. Sedih, bahagia, kecewa, menangis, tertawa. Terbiasa akan hal tersebut sampai-sampai lupa bagaimana cara membedakan antara sedih, bahagia, kecewa, menangis itu bagaimana. Lucu! Itu kata pertama yang harus aku ucapkan ketika aku akan menilik kembali kisah kamu 1 tahun yang lalu. Sedih! Kata kedua setelah aku mengenal kamu. Jujur aku terlalu sedih saat ini ketika otakku memaksa untuk mengingat kamu. Terlalu banyak kenangan yang telah kita ukir. Namun akhirnya tidak ada satu pun kenangan kamu di benakku yang harus ku ingat. Semuanya harus ku lupakan. Harus ku buang jauh-jauh hingga aku tak boleh lagi mengenang satu kenangan pun tentang kamu. Kecewa! Kata ketiga yang benar-benar mewakili perasaanku. Ini sangatlah konyol ketika aku harus kecewa dengan leluconku sendiri. Argh... rasanya aku merindukan masa-masa itu. Ketika aku masih menjadi pengagum rahasiamu. Ketika aku tidak mengetahui apapun tentang dirimu. Ketika kamu tidak melihat bagaimana bodohnya diriku di hadapanmu. Ketika, ketika, dan ketika. Tak menyangka akhirnya akan serumit ini. Sepedih ini. Sepilu dan semenyebalkan ini. Andai kamu tahu bahwa aku sedang berpura-pura. Pura-pura bahagia dengan apa yang aku lakukan saat ini. Pura-pura bahagia dengan orang lain. Pura-pura biasa saja ketika aku melihatmu. Pura-pura, pura-pura dan pura-pura. Aku hanya ingin terlihat aku bisa tanpa kamu. Aku lebih bahagia tanpa kamu. Apakah ada orang lain yang setangguh ini? Menulis segala tentang kamu selama satu tahun namun kamu tak pernah menggubrisnya sedikit pun? Apakah ada perempuan sebodoh ini yang terus-terusan menunggu selama satu tahun dan terombang-ambing dalam ketidak pastian? Namun akhirnya kamu memastikannya kepada orang lain? Apakah ada yang sekuat diriku? Aku menyerah ketika aku tahu kamu bersama orang lain. Terima kasih. Mungkin jika kamu tidak melakukan hal semacam itu. Sampai detik ini pun aku masih akan menunggu kamu. Tidak pernah lelah. Tidak pernah bosan.
Komentar
Posting Komentar